Beranda Anak Kapan Anak Boleh Diberikan Vitamin Tambahan?

Kapan Anak Boleh Diberikan Vitamin Tambahan?

Kapan Anak Boleh Diberikan Vitamin Tambahan?-Halamanbunda.com

Memiliki anak yang sehat, tidak gampang sakit dan senantiasa ceria adalah impian para Bunda di rumah tentunya. Karena jika anak sehat maka proses tumbuh kembang akan berjalan dengan baik, Bunda tidak lelah dan anak tentu lancar makannya. 

Namun, saat anak mulai aktif dan tumbuh rasa penasaran main hal-hal baru membuatnya cepat lelah dan mudah terkena bakteri serta virus. Salah satu upaya agar anak tidak mudah sakit saat mengeksplor dunia barunya adalah memastikan daya tahan tubuhnya tetap prima.

Meningkatkan daya tahan tubuh anak dapat Bunda lakukan dengan cara memastikan asupan gizi seimbang, menjaga kecukupan cairan tubuh, dan melengkapi vitamin serta mineral si kecil. 

Lalu bolehkah anak diberikan vitamin tambahan?

Asupan vitamin dan mineral sejatinya akan anak dapatkan secara alami melalui makanan yang ia konsumsi loh sahabat Bunda, misalkan :

  • Susu dan produk olahannya

Susu dan produk susu, contohnya keju dan yoghurt, mengandung berbagai jenis zat gizi seperti kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein sekaligus. 

Dalam satu gelas susu berisi 240 ml, mengandung:

Kalori: 149 kkal

Air: 88 persen

Protein: 7,7 gram

Karbohidrat: 11,7 gram

Gula: 12,3 gram

Lemak: 8 gram

Bunda bisa menyesuaikan dengan porsi dan waktu anak minum susu. Sementara itu, mengutip dari Data Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram keju mengandung:

Kalori: 326 kal

Protein: 22,8 gram

Lemak: 20,3 gram

Karbohidrat: 13,1 gram

Kalsium: 777 mg

Zinc: 3,1 mg

Keju tidak hanya dimakan secara langsung, tetapi juga bisa dijadikan bahan masakan yang disesuaikan dengan kesukaan si kecil.

  • Sayur dan buah

Tidak hanya vitamin, anak juga membutuhkan serat yang bisa melancarkan buang air besar. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber terbaik untuk vitamin, mineral, dan serat.

Beberapa pilihan buah yang tinggi serat yaitu:

  • Alpukat: mengandung serat 6,7 gram serat per 100 gram
  • Apel: mengandung 4,4 gram serat per 100 gram
  • Pir: mengandung 5,5 gram serat

Kelompok buah beri (stroberi, raspberi, bluberi): mengandung 6,5 gram serta

Sementara untuk pilihan sayur yang tinggi serat dan bisa diberikan pada si kecil, seperti:

  • Brokoli: mengandung 2,6 gram serat setiap 100 gram
  • Wortel: mengandung 3,4 gram serat setiap 100 gram
  • Bayam: mengandung 2,2 gram serat per 100 gram

Sayur dan buah bisa menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan serat harian anak. 

  • Protein nabati dan hewani

Selain vitamin, anak juga membutuhkan protein untuk menunjang gizi harian. Adapun sumber protein hewani maupun nabati misalnya ikan, daging sapi, daging ayam, telur, tahu, tempe, dan sebagainya.

Dalam makanan-makanan tersebut Bunda bisa menemukan protein, zat besi, seng, dan berbagai mineral serta vitamin lainnya. Berikut kandungan protein dari beberapa makanan yang mudah ditemui:

  • Satu butir telur mengandung 6 gram protein
  • Dada ayam seberat 100 gram mengandung 53 gram protein
  • Daging sapi segar seberat 100 gram mengandung 17,5 gram protein
  • 100 gram ikan tuna mengandung 30 gram protein
  • Udang mentah seberat 100 gram mengandung 24 gram protein

Kapan anak perlu Vitamin tambahan?

Suplemen akan dibutuhkan jika anak mengalami beberapa kondisi khusus atau gangguan kesehatan. Mengutip dari NHS,  anak-anak yang membutuhkan suplemen vitamin tambahan yaitu:

  • Anak yang mengalami beberapa penyakit seperti diare, asma, dan berbagai kondisi kekurangan zat gizi lainnya.
  • Anak yang sangat susah makan dan asupan makanannya sangat rendah dalam satu hari.
  • Anak yang sedang mengalami kondisi tertentu dan menjalani diet tertentu (misalnya anak vegetarian).

Segera konsultasikan ke dokter bila si kecil mengalami salah satu kondisi di atas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Jadi Bunda dapat mengatur asupan vitamin dan mineral anak melalui asupan makanan dan vitamin tambahan jika diperlukan, patikan pertumbuhan anak seimbang antara berat badan, tinggi badan dan kemampuan motorik anak ya Bunda.