Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan salah satu gangguan tekanan darah ?yang terjadi ketika aliran darah yang dipompa jantung mengalami peningkatan sehingga mengalir cepat, menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah.
Dinding arteri yang rusak akan mengakibatkan aliran darah tidak lancar sehingga beberapa bagian atau organ tertentu tidak menerima pasokan darah dalam kadar maupun intensitas yang dibutuhkan. Hal tersebutlah yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan. ?
Sementara Bunda yang sedang mengandung sangat dituntut untuk menjaga kesehatan terutama terpenuhinya kebutuhan organ yang segala kebutuhannya disalurkan melalui peredaran darah dalam tubuh.
Penyebab Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi yang terjadi saat tidak mengalami kehamilan (tidak hamil) sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat, yakni kurangnya olahraga, makan makanan yang memicu tekanan darah tinggi, obesitas (kelebihan berat badan), suka tidur terlalu malam (begadang) dan lain sebagainya.
Sedangkan hipertensi saat kehamilan memiliki kecenderungan 50% disebabkan oleh kehamilan itu sendiri. Namun jika gaya hidup yang tidak sehat yang dilalui oleh Bunda yang sedang hamil, faktor gaya hidup akan saling berkaitan dalam mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Tanda dan Gejala
Kejadian hipertensi pada kehamilan cenderung menyerang pada wanita hamil dengan usia dibawah 20 tahun dan diatas 40 tahun. Dan berikut tanda gejala yang dialami pada Bunda yang mengalami hipertensi diantaranya :
- Pemeriksaan tekanan darah menunjukan angka 140/90 mmHg.
- Sakit kepala hebat
- Mual dan muntah yang disertai sakit kepala
- Penglihatan menjadi kabur / sangat sensitif terhadap cahaya
- Pada pemeriksaan klinik terdapat penurunan kadar trombosit dalam darah
- Nyeri perut bagian atas dibawah tulang rusuk kanan
- Pada pemeriksaan klinik terdapat kelebihan protein urine
- Kenaikan berat badan yang tiba-tiba
- Pembengkakan di tubuh seperti tungkai tangan dan kaki
Dari tanda gejala yang mungkin dirasakan oleh Bunda tanda pasti dikatakan hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah dan menunjukan angka 140/90 mmHg.
Kategori Hipertensi Pada Kehamilan
Ada beberapa jenis hipertensi yang dialami saat kehamilan, yakni sebagai berikut :
- Kategori hipertensi gestasional
Kategori hipertensi ini terjadi saat kehamilan memasuki usia 20 minggu, yang sebelumnya (saat sebelum hamil) tidak memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah normal sebelum hamil).
Pada kejadian ini Bunda mengalami beberapa gejala hipertensi seperti diatas, dan beberapa kejadian kasus akan berlanjut pada pre-eklamsia dan ada juga stabil setelah melakukan perbaikan gaya hidup dan terapi sinar matahari pagi.
- Kategori hipertensi kronis
Kategori hipertensi kronis ini berbalik dengan hipertensi gestasional, dimana kejadian hipertensi telah dialami oleh wanita hamil sebelum kehamilan. Kondisi tersebut sangat membutuhkan perhatian lebih saat hamil, agar tidak berlanjut menjadi resiko tinggi kehamilan.
- Kategori hipertensi dengan pre-eklampsia
Kategori hipertensi ini sangat berbahaya, karena preeklampsia adalah kondisi dimana wanita hamil akan beresiko menjadi eklamsia (kejang kehamilan) yang akan mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
Pre-eklampsia ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, pembengkakan pada tungkai tangan dan kaki, meningkatnya berat badan dengan drastis dan pada pemeriksaan klinis terdapat protein pada urine.
Melakukan pemeriksaan antenatal (kehamilan) secara rutin untuk mengetahui secara dini kelainan yang mungkin mengakibatkan masalah lanjutan adalah cara terbaik yang harus Bunda lakukan, terlebih saat Bunda merasakan tanda gejala yang tidak normal yang terjadi pada kehamilan Bunda.
Bahayanya Hipertensi Jika Dibiarkan
Masalah hipertensi saat kehamilan adalah hal yang sangat membahayakan, namun bisa Bunda hindari dengan gaya hidup yang sehat. Berikut bahaya yang mungkin timbul jika mengalami hipertensi saat kehamilan :
- Keracunan saat kehamilan
Bahaya tertinggi hipertensi saat kehamilan adalah keracunan atau sering disebut dengan eklampsia ( kejang) yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. ?Selain itu dapat juga merusak pada organ seperti ginjal, pembuluh darah, pemicu gagal jantung, hingga stroke.
- Kelahiran prematur (kurang bulan)
Tidak sampai disana, jika hipertensi yang disertai dengan terdapatnya protein pada urine maka pemantauan ketat pada kesejahteraan janin dan ibu sangat dilakukan dengan ketat, jika diketahui akan membahayakan keduanya, maka persalinan adalah hal yang sangat segera dilakukan untuk menyelamatkannya, oleh sebab itu kejadian kelahiran kurang bulan (prematur) sangat sulit dihindari.
- Gangguan pada plasenta (ari-ari)
Jika darah tinggi sudah berkembang menjadi preeklampsia, bahaya yang mengancam juga akan lebih parah, semisal placental abruption yang terjadi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum kelahiran. Dalam keadaan yang buruk, gejala ini dapat menyebabkan pendarahan dan kerusakan plasenta serta mengancam keselamatan ibu dan si jabang bayi.
Bahaya lain adalah kelahiran prematur serta resiko gangguan jantung pada sang ibu setelah persalinan. Kelahiran prematur banyak terjadi dalam keadaan sang ibu belum siap secara fisik dan mental untuk melahirkan. Proses persalinan seringkali terjadi secara terburu-buru dan tanpa kehadiran tim medis yang kompeten dan atau peralatan yang memadai. Sementara itu, gangguan jantung yang akan diderita setelah proses persalinan dapat menjadi ancaman serius sehingga dibutuhkan penanganan menyeluruh setelah melahirkan mulai dari mengubah pola makan hingga gaya hidup.
[…] Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan awal masalah yang akan menimbulkan komplikasi pada Bunda yang sedang hamil. Untuk mengetahui lebih lanjut bahaya hipertensi, Bunda dapat melihat kembali artikel sahabat Bunda dengan link bahaya hipertensi pada ibu hamil. […]