Beranda Keluarga Belajar Menghadapi Anak Hiperaktif 

Belajar Menghadapi Anak Hiperaktif 

Anak Hiperaktif adalah suatu kondisi yang menunjukkan pada ketidakmampuan anak untuk mengontrol perilakunya, sehingga aktivitasnya melebihi rata-rata anak pada umumnya. Anak yang hiperaktif biasanya susah untuk memusatkan perhatian, beraktifitas fisik yang berlebihan, dan bereaksi cepat tanpa pikir panjang.

Hiperaktif merupakan salah satu perilaku yang mungkin dimiliki anak dengan gangguan Attention Deficit and Hiperactivity Disorder (ADHD). ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak yang menyebabkan aktivitas anak-anak menjadi berlebihan dan lebih agresif. Kondisi ini ditandai dengan perasaan yang mudah gelisah, emosi meletup-letup, tidak bisa duduk dengan tenang, cenderung banyak berbicara, dan sulit untuk fokus.

Itu sebabnya, jika Anda memiliki anak yang kelewat hiperaktif – sampai Bunda kewalahan, ada baiknya Bunda melakukan konsultasi ke dokter. Hal ini dilakukan untuk memastikan kalau hiperaktif yang dialami si kecil bukan indikasi ADHD.

Menenangkan Anak Hiperaktif

Berikut tips menenangkan anak hiperaktif yang dapat Bunda coba terapkan, diantaranya :

Membuat peraturan yang jelas dan konsisten

Beberapa orang tua memang memiliki caranya sendiri untuk mendidik anak. Ada yang mungkin menetapkan banyak peraturan, ada pula yang lebih santai. Namun sayangnya, anak hiperaktif tidak bisa dididik dengan cara yang santai. Mereka umumnya membutuhkan peraturan yang jelas dan konsisten. Itu sebabnya, penting untuk menerapkan disipilin positif dan sederhana di rumah.

Jauhkan dari gangguan

Hal-hal kecil yang mungkin tidak Bunda sadari dapat mengalihkan perhatian dan mengganggu konsentrasi anak hiperaktif. Itu sebabnya, penting untuk mengatur suasana nyaman di sekitarnya, terutama saat anak sedang mengerjakan PR atau bahkan belajar untuk persiapan ujian.

Jangan memaksanya untuk duduk tenang, karena hal ini justru akan membuat ia semakin gelisah. Tapi, mengurangi gangguan di sekitarnya akan membantunya lebih fokus. Misalnya, dengan menempatkan si kecil jauh dari area pintu, jendela, dan segala hal yang jadi sumber kebisingan.

Atur pola hidup yang terstruktur

Anak hiperaktif membutuhkan perintah yang jelas dan sebuah pola terstruktur untuk diikuti. Pasalnya, anak hiperaktif cenderung lebih cepat cemas saat mereka tidak tahu apa yang harus melakukan selanjutnya. Oleh karena itu, buatlah rutinitas yang sederhana dan terjadwal di lingkungan rumah.

Sabar

Anak hiperaktif memang sering kali membuat Bunda kesal. Ia bisa menunjukkan perasaan dengan sangat jelas dan gamblang, entah itu kegembiraan atau ledakan kemarahan secara tiba-tiba saat suasana hatinya memburuk.

Meski begitu, Bunda disarankan untuk tetap tenang dan sabar. Hindari membentak, dan memberikan hukuman fisik pada anak. Ingat, Bunda ingin mengajarkan mereka untuk lebih tenang dan tidak agresif, kedua hal tersebut justru akan membuat kemarahan si kecil semakin tidak terkendali.

Memperhatikan makanan yang dikonsumsi

Beberapa orang beranggapan jika konsumsi gula berlebih akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Padahal, tidak demikian. Pasalnya, sampai saat ini belum ada penelitian yang terbukti secara ilmiah bahwa gula bisa menyebabkan seseorang jadi hiperaktif. Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa mempengaruhi perilaku seseorang.

Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh namun bisa membuat peningkatan dan penurunan kadar darah dalam tubuh dengan cepat. Pada anak, penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat mengakibatkan ia menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan. Hal inilah yang justru membuat perilaku dan suasana hati si kecil menjadi tidak stabil.