Beranda Anak Benarkah Bahan Makanan Organik Lebih Baik Untuk Bayi?

Benarkah Bahan Makanan Organik Lebih Baik Untuk Bayi?

Bahan makanan organik konon diklaim lebih menyehatkan dibandingkan bahan makanan yang dikembangkan dengan pertanian dan peternakan non-organik. Benarkan demikian?

Penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kandungan nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan organik dibandingkan dengan makanan yang dikembangkan pertanian konvensional. Hanya beberapa jenis saja seperti susu organik yang memiliki kandungan asam lemak omega-3 lebih tinggi daripada susu non-organik yang berguna sebagai perlindungan dari penyakit jantung.

Poin penting dari memberikan makanan organik pada bayi adalah berkurangnya risiko anak Bunda terpapar pestisida yang umumnya terdapat dalam bahan makanan dalam buah dan sayur yang ditanam secara konvensional. Hal ini dikarenakan bayi lebih berisiko mengalami gangguan akibat paparan pestisida dibanding orang dewasa. Meski demikian, sebenarnya kadar pestisida dalam bahan makanan non-organik umumnya juga tidak melebihi batas maksimal yang ditetapkan pemerintah.

Hewan yang diternakkan tidak secara organik kemungkinan telah menerima suntikan antibiotik atau pengobatan lain untuk mencegah risiko penyakit. Beberapa peneliti percaya bahwa kandungan bahan ini dalam tubuh hewan yang dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan. Namun kebenaran hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Meski demikian, jika hewan yang diternakkan dengan cara organik dalam kondisi sakit, terkadang ia juga perlu ditangani dengan suntik antibiotik atau obat-obatan lain. Hal terpenting di atas pilihan organik atau tidak adalah memberikan nutrisi yang cukup dan lengkap bagi si bayi. Makanan organik tidak selalu berarti pilihan lebih sehat.

Bagaimana Agar Lebih Sehat?

Orang yang mengonsumsi buah dan sayur organik lebih tidak berisiko terpapar residu pestisida, begitu juga yang mengonsumsi daging yang diternakkan secara organik lebih tidak berisiko terpapar bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Meski demikian, belum ditemukan manfaat kesehatan yang signifikan dari mengonsumsi bahan makanan organik. Terdapat banyak faktor lain yang menentukan kesehatan seseorang di samping pilihan konsumsi makanan organik atau konvensional.

Sebenarnya hal terpenting bukanlah pada apakah bahan makanan Bunda organik atau bukan. Yang terpenting, pastikan Bunda selalu memproses bahan-bahan makanan tersebut sebelum dikonsumsi dengan beberapa cara di bawah ini.

  • Untuk mendapatkan bahan makanan segar, belilah buah dan sayur sesuai musimnya, atau lebih baik lagi belilah langsung dari petani lokal.
  • Cuci buah dan sayuran di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi atau diolah. Dengan mencuci, umumnya kotoran, debu, bakteri, dan bahan kimia yang menempel pada lapisan kulit akan hilang. Meski demikian, tetap ada bahan pestisida tertentu yang tidak dapat hilang dengan dicuci. Ini bisa diatasi dengan mengupas kulitnya untuk mengurangi risiko paparan pestisida. Di sisi lain, mengupas kulit buah atau sayur tertentu memang berisiko menghilangkan sebagian serat dan nutrisi.
  • Mengonsumsi berbagai jenis sayur, buah, dan protein hewani dapat mengurangi risiko paparan terhadap satu jenis pestisida.
  • Bacalah label makanan kemasan dengan baik. Walaupun diberi label organik, namun bisa saja produk tersebut masih mengandung kalori, gula, dan garam dalam kadar berlebihan.

Baik makanan organik maupun non-organik, jika Bunda ingin mendapatkan nutrisi maksimal dari makanan, konsumsilah sayur dan buah dalam keadaan segar. Nutrisi yang terdapat dalam makanan bisa mengalami oksidasi dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, meskipun Bunda memiliki buah jeruk organik, namun jika Bunda menyimpannya sekian lama dalam lemari pendingin, maka Bunda bisa jadi kehilangan banyak nutrisi dari buah jeruk tersebut.