Sebagai orang tua pasti akan berupaya memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, termasuk meyakinkan bahwa yang digunakan untuk makan dan minumnya aman dan berkualitas baik.
Saat si kecil mulai menggunakan botol susu, maka Bunda akan segera mencari botol yang terbaik untuk si kecil. Lalu bagaimanakah memilih botol yang baik untuk si kecil, berikut tips yang dapat Bunda terapkan:?
Pilih bahan botol susu yang aman
Berbagai macam botol susu yang terbuat dari berbagai macam bahan yang berbeda. Botol susu biasanya terbuat dari bahan kaca, silikon, plastik, dan stainless steel. Namun, kebanyakan yang dijual adalah botol susu dengan bahan plastik. Bahan plastik mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan bahan lainnya. Beratnya yang lebih ringan dari bahan lainnya membuat botol susu berbahan plastik lebih nyaman dan sesuai digunakan untuk bayi. Selain itu, botol susu dari plastik juga lebih murah dan mudah ditemukan daripada bahan lainnya.
Namun, banyak orang yang khawatir dengan kandungan bahan kimia dalam plastik. Ya, memang ada bahan plastik yang aman dan tidak aman digunakan sebagai wadah makanan atau minuman. Untuk itu, dalam memilih botol susu, sebaiknya pilihlah yang mengandung label BPA-free. Badan pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat atau biasa disebut dengan Food and Drug Administration (FDA) telah melarang BPA (bisphenol A) dalam pembuatan semua botol bayi pada tahun 2012.
Pilih bentuk botol susu yang sesuai
Terdapat berbagai bentuk botol susu yang dijual. Ada yang berbentuk lebih tinggi, lebih pendek, serta ada juga yang lurus dan melengkung. Ini tergantung dari kesukaan Bunda dan bayi. Pilihlah botol susu dengan bentuk yang memudahkan bayi untuk memegangnya.
Pilihlah juga ukuran botol susu sesuai dengan kebutuhan menyusu bayi. Biasanya bayi dengan usia yang masih kecil membutuhkan lebih sedikit susu dibandingkan dengan bayi yang sudah lebih besar.?
Pilihlah botol susu dengan ukuran 50 ml untuk bayi yang masih kecil dan tingkatkan ukuran botol susu ke ukuran yang lebih besar (120 ml atau lebih dari 200 ml) untuk bayi yang sudah mulai besar.
Tips Memilih Dot Bayi?
Sama seperti botol susu, dot bayi juga tidak sembarangan untuk dipilih. Terdapat berbagai jenis dan bentuk dot bayi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
- Pilih bahan dot
Dot bayi biasanya terbuat dari lateks atau silikon. Dot dari bahan lateks biasanya lebih lembut dan fleksibel, tetapi penggunaannya tidak bisa bertahan lama. Dalam beberapa kasus, bayi dapat mempunyai alergi terhadap bahan lateks. Sedangkan, dot dari bahan silikon lebih kuat dan lebih tahan lama.
- Pilih bentuk dot
Biasanya dot bayi berbentuk seperti lonceng atau kubah. Ada pula dot ortodontik yang dirancang menyesuaikan dengan langit-langit dan gusi bayi. Dot ini memiliki ujung bola yang lebih datar dan bertumpu pada lidah bayi. Dot dengan ujung datar atau lebar lebih mirip seperti puting payudara ibu, sehingga bayi lebih nyaman. Bunda dapat memilih dot dengan bentuk ini saat masa peralihan dari menyusui ke susu botol.
- Pilih ukuran dan aliran dot
Selain bentuknya, hal lain yang harus diperhatikan saat memilih dot bayi adalah ukuran dan alirannya. Terdapat dot yang memiliki aliran lebih lambat dan lebih cepat. Bayi prematur atau bayi baru lahir membutuhkan ukuran dot terkecil dengan aliran yang lebih lambat. Sedangkan, bayi yang sudah lebih besar membutuhkan ukuran dot yang lebih besar dengan aliran yang lebih cepat. Biasanya pada kemasan dot terdapat keterangan ukuran dot bersama dengan usia bayi yang disarankan.
Jika ukuran dot dengan usia bayi tidak sesuai, hal ini bukanlah suatu masalah. Beberapa bayi mungkin lebih cepat untuk menghisap dotnya dibandingkan yang lain pada usia yang sama. Yang terpenting adalah bayi tidak tersedak, tidak memuntahkan susunya, dan nyaman saat menyusui dengan botol.
Kapan Harus Mengganti Dot Bayi ?
Jika lubang dot sudah terlalu besar, artinya dot bayi harus diganti. Bunda bisa memperhatikan apakah susu terus menetes keluar saat bayi menyusu. Selain itu,? Bunda juga bisa memeriksa apakah dot bayi sudah mulai berubah warna, menipis, atau sudah mulai usang. Jika tanda-tanda ini Bunda temui, maka Bunda harus mengganti dot bayi dengan yang baru.