Gizi Buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi dimana mengalami kekurangan gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri seperti pertambahan berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan lain-lain.
Badan kesehatan dunia (WHO) sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan karena keadaan gizi buruk pada anak. Anak yang mengalami gizi buruk memiliki resiko meninggal 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal.
Macam-Macam Gizi Buruk
Gizi buruk cenderung dapat menimpa pada setiap anak, yang berada diperkotaan ataupun perdesaan, terutama pada anak di negara-negara miskin. Dan berikut macam-macam gizi buruk pada anak :
- Kwashiorkor
Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk yang diakibatkan karena kurangnya konsumsi protein. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Apabila bengkak itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang.
Tidak hanya itu, masih banyak ciri khususnya seperti anak memiliki wajah yang bulat dan sembab (moon face), timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak memiliki nafsu makan, rambut menipis dan berwarna merah seperti rambut jagung serta mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.
- Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh balita karena kurangnya konsumsi energi. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor lingkungan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum anak yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau susah buang air kecil.
- Marasmus – Kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan Kwashiorkor. Kondisi ini cukup serius dikarenakan kondisi marasmus maupun kwashiorkor menyerang tubuh anak. Bisa digambarkan anak yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
Dampak kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun senja, dan anak lebih rentan terkena penyakit infeksi. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.
- Stunting / Pendek
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Anak dengan stunting memiliki IQ 5-10 poin lebih rendah dibanding dengan anak yang normal.
Penyebab Gizi Buruk
- Faktor Ekonomi
Penghasilan keluarga akan sangat menentukan makanan yang disajikan setiap harinya, baik kualitas maupun kuantitas makanan. Namun, bukan berarti makanan yang memenuhi kebutuhan gizi hanya dapat disajikan di lingkungan keluarga dengan penghasilan cukup saja, karena pada kenyataannya tidak demikian.
- Pengetahuan Kesehatan tentang Gizi Makanan
Banyak keluarga dengan penghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan kurang bergizi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai gizi makanan sehingga cenderung manyajikan makanan cepat saji yang kurang sehat.
- Jarak Kelahiran yang Tidak Terencana
Penelitian menunjukkan bahwa bayi dan anak yang mengalami gizi buruk dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain masih kecil, sehingga kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat hamil dan menyusui menjadi terabaikan. Oleh karena itu, sangatlah penting mengatur jarak kehamilan agar memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan asupan gizi calon bayi dan anak yang lain.
- Tradisi Pantangan Yang Merugikan
Di daerah pedesaan masih terdapat berbagai pantangan makanan, terutama bagi ibu hamil. Terdapat beberapa makanan yang dianggap tidak boleh dikonsumsi, padahal makanan tersebut memiliki zat gizi tinggi.
- Kesukaan Makanan Tertentu yang Berlebihan
Menyukai makanan tertentu secara berlebihan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan sehingga tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
Upaya Mengatasi Gizi Buruk
Beberapa upaya dapat sahabat Bunda lakukan untuk mengatasi gizi buruk, diantaranya:
- Ikut serta aktif dalam pemeriksaan posyandu, sebagai upaya deteksi dini gizi buruk pada anak. Posyandu menyediakan pemantauan tumbuh kembang anak dan imunisasi serta vitamin A secara gratis sebagai upaya pemerintah menangani gizi buruk pada anak.
- Akif dalam pemeriksaan dan penanganan awal di rumah sakit atau tenaga kesehatan.
- Ikut serta sebagai anggota program makanan tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi yang ditujukan untuk keluarga miskin. Program ini telah aktif di posyandu.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asupan gizi pada anak, terutama pada tahap pemberian ASI dan MP-ASI.
- Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.
- Berikan asupan ASI eksklusif hingga balita berusia 6 bulan. Setelah itu mulailah kenalkan makanan tambahan untuk pendamping ASI.
- Balita harus diberikan asupan yang bervariasi dan seimbang antara kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineralnya. Protein penting untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.
Memantau berat badan sangat penting untuk mengetahui kondisi gizi pada bayi dan balita, pantau pertumbuhan dengan KMS yang terdapat pada halaman belakang Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) guna mencegah gizi buruk.