Memiliki anugrah anak dengan disabilitas membuat Bunda harus lebih memahami pola asuh untuk anak perhatian khusus. Karena anak dengan disabilitas merupakan anak yang paling rentan terhadap masalah kesehatan karena :
- Lebih beresiko mendapat kekerasan dari orang tua/lingkungannya akibat dari kelainan / kecacatannya.
- Mengalami hambatan dalam pemenuhan gizi.
- Ketidakmampuan anak dalam memelihara kebersihan perorangan (kebersihan tubuh, kebersihan alat reproduksi,dll)
- Cenderung berperilaku beresiko yang tidak sesuai dengan norma masyarakat.
Tugas Orang Tua dan Keluarga Terhadap Anak dengan Disabilitas
- Melindungi dan memberi rasa aman pada anak dengan memberikan kasih sayang, semangat dan motivasi secara optimal.
- Menyediakan kebutuhan agar anak sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal:
> Menyediakan makanan bergizi seimbang
> Memeriksakan kesehatan anak secara teratur
> Memantau tumbuh kembang anak di Puskesmas dan Rumah Sakit
> Membawa anak ke fasilitas kesehatan apabila anak sakit atau ada tanda-tanda kelainan penyerta lainnya
> Menyediakan fasilitas pendukung sesuai dengan kebutuhannya seperti; kacamata, alat bantu, tongkat, sepatu khusus, kursi roda,dll.
?3. Melatih kemandirian anak dalam melakukan aktivitas sehari hari.
Pola Asuh Anak
Pola asuh anak dengan disabilitas dikelompokan menjadi 3 yaitu:
- Anak dengan disabilitas kategori MAMPU RAWAT adalah anak dengan disabilitas yang kondisi secara fisik maupun mental perlu penanganan tenaga kesehatan dan pendampingan keluarga secara insentif.
- Anak disabilitas kategori MAMPU LATIH adalah anak dengan disabilitas yang mampu dilatih melalui terapi dan kegiatan pembiasaan sehingga anak memahami dan mengerti mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Kemampuan anak dapat ditingkatkan, contohnya anak mampu melakukan Binda Diri meliputi ; mandi, makan, minum, sikat gigi, meletakan barang-barang miliknya sendiri (peralatan mandi, peralatan olahraga, mainan, makanan,dll)
- Anak disabilitas MAMPU DIDIK adalah anak dengan disabilitas yang mampu didik dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan sekolah di penyelenggara pendidikan luar biasa (SLB) sehingga anak dapat meningkatkan kemampuan bina mandiri dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan serta dapat menuju anak yang lebih mandiri
Mengetahui memiliki anak dengan perhatian khusus/ disabilitas memang tidak langsung dapat diterima Bunda dan Ayah, namun yakinlah bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan karunianya tersendiri. Tetap menerima kondisi anak adalah cara terbaik keluarga untuk memberikan dukungan kepada anak menjadi anak yang masuk kategori Mampu didik untuk melakukan Bina Mandiri.
Tetap meningkatkan pengetahuan mengenai pola asuh terbaik dengan mengikuti kegiatan komunitas orang tua dan organisasi masyarakat sesuai dengan jenis disabilitas anak membuat orang tua semakin percaya diri dan pengetahuan untuk mengasuh dan merawat anak.