Tantrum pada anak adalah keadaan ketika anak mengeluarkan emosi dengan cara mengamuk, marah, menangis kencang, hingga membanting barang-barang. Biasanya, tantrum terjadi saat ia memiliki dua emosi yang kuat, yaitu kemarahan dan kesedihan yang berlebihan.
Kondisi tantrum ini sebenarnya normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan. Menurut Belden, seorang psikolog perkembangan anak, mengatakan bahwa setiap anak sangat mungkin mengalami tantrum. Namun jika sudah berlebihan, tantrum bisa jadi tanda bahwa ada masalah pada perkembangan si kecil. Tantrum pada anak wajar, tapi ketahui batasannya.
Berikut Tanda Anak Memiliki Tantrum Yang Berlebihan:
- Memiliki frekuensi mengamuk yang sering
Anak-anak yang belum bersekolah akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama anggota keluarganya. Perhatikan jika ia mengalami tantrum sekitar 10 sampai 20 kali dalam satu bulan di rumah, atau lebih dari 5 kali amukkan sehari yang terjadi selama beberapa hari. Jika buah hati Anda mengalami tanda-tanda ini, kemungkinan ia berisiko untuk mengalami masalah kejiwaan yang serius.
- Mengamuk dalam waktu yang lama
Anak tantrum dalam durasi yang sebentar saja sudah bikin orang tua pusing, apalagi jika anak mengamuk dalam waktu yang cukup lama, misalnya hingga 20 atau bahkan 30 menit. Jika anak memang mengalami gangguan mental, maka durasi waktu mengamuknya akan lebih lama dan konstan dibandingkan dengan anak normal.
- Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain
Bukan hal yang aneh saat si kecil mengalami tantrum hingga menendang atau bahkan memukul orang terdekat mereka. Tantrum pada anak yang tidak normal bisa dinilai dengan melihat perilakunya saat mengamuk.
Jika sudah sering melakukan kontak fisik seperti memukul, mencubit atau bahkan menendang orang-orang di sekitarnya, maka ini sudah di luar batas wajar. Bahkan pada beberapa kasus, keluarga lebih memilih melindungi diri mereka karena kesulitan meredakan amarah si kecil. Waspada akan hal ini, sebab hal ini bisa jadi tanda bahwa si kecil memiliki gangguan pada dirinya.
- Marah hingga melukai diri sendiri
Bila si kecil marah dan mengamuk hingga melukai dirinya sendiri, maka itu tanda bahwa ia mungkin mengalami masalah kesehatan mental tertentu. Pada beberapa anak dengan depresi berat, akan cenderung untuk menggigit, mencakar, membenturkan kepala ke dinding, bahkan menendang berbagai benda di sekitarnya ketika ia sedang marah.
- Belum mampu menenangkan diri sendiri
Kebanyakan episode tantrum bertujuan karena anak ingin mendapat perhatian lebih dari Bunda entah itu karena sedang lapar, lelah, atau menginginkan suatu benda tertentu. Si kecil cenderung tidak mampu untuk menenangkan dirinya sendiri setelah meluapkan emosinya. Jadi, Bunda dituntut untuk bisa menenangkan anak setelah mengalami tantrum.
Penting – perlu diingat oleh Bunda dan Ayah agar tidak menuruti segala keinginan sang anak saat si kecil melakukan tantrum. Karena saat orang tua memberikan apa yang ia inginkan dengan cara anak melakukan tantrum (mengamuk), maka anak akan terus melakukan hal yang sama untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya dengan cara mengamuk (tantrum).