Anemia dapat menyerang siapa saja tidak mengenal jenis kelamin, usia dan kondisi kesehatan. Kondisi anemia lebih beresiko pada Ibu hamil, karena pada masa kehamilan tubuh akan lebih banyak memproduksi sel darah merah untuk mencukupi oksigen dan nutrisi janin.?
Jika kondisi anemia pada Ibu hamil dibiarkan akan membahayakan bagi Ibu dan juga janin. Untuk mencegah anemia pada saat kehamilan, sebaiknya Bunda mengetahui tanda dan gejala anemia sebagai upaya pencegahan.?
Tanda Gejala Anemia
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa:
- Lemas dan cepat lelah
- Sakit kepala dan pusing
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Detak jantung tidak teratur
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Dingin di tangan dan kaki
Selain tanda gejala di atas, diagnosa pasti yang menyatakan Bunda mengalami anemia adalah pemeriksaan HB (Hemoglobin). Pada hasil pemeriksaan HB Bunda akan mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel Kadar Hb Normal dan Anemia
Kadar HB | Keterangan? | Kadar HB | Keterangan? | |
Laki-laki Dewasa | 13,5-17 g/dl | Normal | < 13,5 g/dl | Anemia |
Perempuan Dewasa | 12-15 g/dl | Normal | < 12 g/dl | Anemia |
Ibu Hamil | 11-12 g/dl | Normal | < 11 g/dl | Anemia |
Bayi Baru Lahir | 14-24 g/dl | Normal | < 14 g/dl | Anemia |
Anak-anak | 11-16 g/dl | Normal | < 11 g/dl? | Anemia |
Tabel Klasifikasi Anemia Ibu Hamil
Klasifikasi Anemia Ibu Hami | Kadar Hb |
Normal | >12 g/dl |
Anemia Ringan | 10-11,9 g/dl |
Anemia Sedang | 8-9,9 g/dl |
Anemia Berat | <8 g/dl |
Penyebab Anemia?
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal (hipoksemia).
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
- Produksi sel darah merah yang kurang.
- Kehilangan darah secara berlebihan.
- Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
- Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
- Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
- Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, perdarahan juga bisa disebabkan oleh infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
- Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
- Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
- Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
- Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
- Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang mempengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.