Memutuskan untuk menunda kehamilan atau menyegerakan adalah sebuah pilihan untuk setiap pasangan. Hal penting dalam kehamilan adalah kesiapan dan saling menerima. Karena pada masa kehamilan baik calon Bunda atau calon Ayah akan mengalami fase yang berbeda setelahnya.?
Calon Bunda akan mengalami hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya, calon ayah memiliki tanggung jawab yang lebih untuk keluarga kecilnya. Oleh sebab itu pastikan perencanaan kehamilan yang baik untuk keluarga kecil Bunda yah.?
Bisakah menunda kehamilan menyebabkan susah punya anak?
Menunda kehamilan sebenarnya tidak secara langsung membuat Bunda sulit memiliki anak. Namun, perlu diketahui bahwa tingkat kesuburan akan semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Menunda kehamilan berarti akan membuat Bunda hamil di usia yang lebih tua lagi. Sementara itu, usia terbaik untuk hamil adalah di bawah 30 tahun. Begitu menginjak usia 30 tahun, peluang untuk hamil akan menurun.
Penurunan tingkat kesuburan wanita semakin tampak saat usianya mencapai 35 tahun. Ketika berusia 40 tahun, peluang untuk hamil semakin menurun hingga tak lebih dari 5 persen. Mungkin, ini pula yang jadi salah satu sebab menunda kehamilan menyebabkan susah memiliki anak.
Pada kasus tertentu, Bunda mungkin saja disarankan menunda kehamilan karena suatu kondisi. Misalnya, kesehatan Bunda belum mumpuni untuk hamil kembali, terdapat penyakit yang harus diatasi terlebih dulu, atau Bunda belum lama melahirkan.
Selama Bunda masih berusia di bawah 30 tahun serta memiliki catatan kesuburan yang baik bersama pasangan, menunda kehamilan semestinya tidak menjadi penghalang untuk memiliki keturunan.
Bunda bisa merencanakan kehamilan setelah mengatasi faktor-faktor yang sebelumnya membuat Bunda harus menunda. Berkonsultasilah dengan dokter kandungan agar rencana kehamilan berjalan dengan baik dan efektif.
Dampak menunda kehamilan terlalu lama
Tidak semua orang yang menunda kehamilan akan susah punya anak. Meski demikian, waktu yang Bunda pilih untuk merencanakan kehamilan cukup berpengaruh terhadap peluang Bunda untuk hamil di masa yang akan datang.
Mengacu pada penelitian dalam jurnal Fetal Diagnosis and Therapy serta beberapa sumber lainnya, menunda kehamilan terlalu lama bisa menimbulkan resiko saat kehamilan benar-benar terjadi. Pasalnya, Bunda akan hamil dalam usia yang lebih tua.
Berikut adalah deretan risiko yang dapat terjadi:
- Meningkatnya risiko kehamilan ektopik
Usia Bunda akan terus bertambah selama menunda kehamilan, dan risiko kehamilan ektopik meningkat seiring bertambahnya usia. Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang di dalam rahim, tetapi justru di tuba falopi.
Kehamilan ektopik adalah kondisi darurat yang harus ditangani dengan segera. Embrio perlu dikeluarkan melalui operasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada tuba falopi.
- Adanya kemungkinan kelainan genetik
Menunda kehamilan hingga usia 35 tahun ke atas juga bisa menyebabkan seseorang susah punya anak karena adanya kemungkinan kelainan genetik pada calon bayi. Hal ini disebabkan karena peluang terjadinya kesalahan pembelahan kromosom akan meningkat seiring pertambahan usia.
Beberapa kelainan genetik mengakibatkan bayi lahir dengan kecacatan atau keterbelakangan mental. Pada kasus yang lebih parah, kelainan genetik dapat berakibat fatal bagi bayi.
- Risiko janin mati dalam kandungan
Tidak semua wanita yang menunda kehamilan berisiko tinggi mengalami kematian janin dalam kandungan. Akan tetapi, menunda kehamilan hingga usia 35 tahun ke atas dapat meningkatkan risiko faktor-faktor pemicunya.
Faktor-faktor tersebut adalah intrauterine growth restriction (IUGR) dan persalinan prematur. Ibu hamil berusia 35 tahun ke atas, ditambah dengan kedua risiko ini, harus sangat berhati-hati karena kehamilannya tergolong berisiko tinggi.
- Ibu hamil lebih berisiko mengalami komplikasi
Semakin lama Bunda menunda kehamilan, semakin bertambah pula peluang terjadinya obesitas, hipertensi, diabetes gestasional, serta komplikasi lain yang membuat Bunda lebih sulit untuk punya anak.
Komplikasi kehamilan pun tidak hanya berbahaya bagi kesehatan janin, tapi juga sang ibu. Guna menurunkan risiko komplikasi, ibu sebaiknya mengusahakan kehamilan pada usia produktif dan menjalani gaya hidup sehat.
Menunda kehamilan dapat menjadi pilihan tepat bagi pasangan yang ingin betul-betul mempersiapkan diri. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa kemampuan tubuh untuk hamil dan memelihara janin akan berkurang seiring waktu.
Waktu terbaik untuk hamil adalah sebelum usia 30 tahun. Pada periode ini, tingkat kesuburan masih baik, tubuh masih cukup fit, dan peluang munculnya penyakit tidak begitu besar. Kehamilan pun bisa berlangsung baik dengan risiko minimal.