Bayi membutuhkan ASI dan asupan makanan yang cukup untuk meningkatkan status gizinya selama masa pertumbuhan. Jika asupannya kurang, maka pertumbuhan dan perkembangan anak tentu akan terhambat, bahkan terbawa hingga ia dewasa.
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. Mengapa demikian? Ini karena ASI mengandung gizi lengkap yang mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil dan sensitif.? Itulah mengapa, hanya memberikan ASI saja sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi di bawah usia enam bulan.
Selain itu, manfaat ASI eksklusif lainnya adalah melindungi bayi dari infeksi kuman seperti bakteri, virus, maupun parasit. Pasalnya, ASI mengandung protein khusus yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh si kecil. Semakin rutin Bunda memberikan ASI eksklusif, maka semakin terlindungi pula tubuh si kecil dari berbagai penyakit.
Bayi lepas ASI eksklusif terlalu dini tingkatkan risiko stunting
Meskipun sudah banyak yang tahu bahwa ASI eksklusif itu baik untuk kesehatan bayi, nyatanya tidak sedikit Bunda yang memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) terlalu dini untuk bayinya, alias sebelum si kecil berusia enam bulan. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari pengaruh ibu atau mertuanya, bayi tidak mau menyusu, ASI susah keluar, dan sebagainya.
Sayangnya, membiarkan bayi lepas ASI eksklusif terlalu dini dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang melibatkan 189 Bunda dan anak usia 1 sampai 24 bulan dari suatu pedesaan di Meksiko.
Sebanyak 37 persen bayi usia 1-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif, 16 persen bayi mengonsumsi campuran ASI eksklusif dan formula, dan 6 persen lainnya mengonsumsi susu formula saja. Saat diamati dari bulan ke bulan, angka pemberian ASI eksklusif ini ternyata terus menurun.
Pada sampel bayi usia satu bulan, sebanyak 73 persennya mendapatkan ASI eksklusif. Namun, begitu bayi tersebut menginjak usia dua sampai empat bulan, angka pemberian ASI eksklusif ini turun drastis menjadi 30 persen karena bayi sudah mulai diberikan MPASI.
Para ahli juga menemukan bahwa sebanyak 10,1 persen anak yang mengonsumsi MPASI mengalami stunting alias bertubuh pendek. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian MPASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.
Manfaat ASI eksklusif untuk mencegah stunting pada anak
Stunting adalah kondisi saat anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Dikutip dari laman WHO, kondisi ini merupakan dampak dari gizi buruk dan infeksi yang terjadi selama bertahun-tahun.
Risiko stunting ini dapat meningkat jika bayi menerima MPASI terlalu dini, atau melepas ASI eksklusif terlalu dini. Saat bayi mulai dikenalkan dengan makanan sebelum usia enam bulan, ini akan membuat bayi lebih tertarik dengan makanan tersebut dibandingkan ASI. Bayi akan kenyang duluan dan tidak sempat minum ASI.
Lama-lama, frekuensi minum ASI akan terus menurun sampai pada akhirnya si kecil tidak mau lagi minum ASI. Akibatnya, bayi kehilangan nutrisi penting yang terdapat pada ASI sehingga pertumbuhannya jadi terhambat.
Selain itu, pengenalan makanan lain sebelum usia empat bulan juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan pada bayi. Si kecil dapat mengalami kurang gizi dan rentan terhadap berbagai penyakit menular selama dua tahun pertamanya.
Untuk mencegah stunting pada anak, pastikan si kecil meraup manfaat ASI eksklusif secara maksimal hingga usia enam bulan. Nikmati dulu masa-masa menyusui sebelum masa penyapihan tiba. Setelah anak berusia enam bulan, barulah Bunda boleh memberikan MPASI untuk memenuhi kebutuhan gizi anak setiap harinya.
Dengan memaksimalkan manfaat ASI eksklusif, ini akan mencegah stunting pada bayi. Tumbuh kembang bayi Bunda pun akan jauh lebih optimal dan tidak mudah sakit di masa pertumbuhannya.